NUSAIDAMAN

Selamat Datang, Teman... Terima Kasih sudah berkunjung...

Sabtu, 21 Maret 2009

BISNIS BUKU ONLEN, WHY NOT?

Buku adalah jendela dunia. Sepakat tidak?

Dulu waktu kuliah, sering sakit hati kalo jalan2 ke toko buku. Liat judul2 buku yg bertebaran, yg seolah memanggilku untuk segera menyelamatkannya dari rak2 itu. Tapi apa daya, uang fotocopy bahan kuliah dan uang hidup seringkali lebih mendesak saat itu. Maklum, nasib mahasiswa kos2an. Kalo tidak cermat mengatur duit, bisa puasa tanpa buka di akhir bulan *lebay*. Baru bisa sedikit menyisihkan budget buat buku setelah di semester2 akhir aku ngambil side job, dengan mengajar privat dan menjadi asisten dosen di kampus. Lumayanlah, itung2 mengisi waktu luang, karena kuliah juga sudah tidak sepadat dulu. Tak jarang honor kerjaan itu bisa abis setengah cuman buat buku. Jadi kangen dengan masa2 itu, uh...

And now, rasanya tak ada lagi alasan untuk tidak menyisihkan uang saku buat buku. Alhamdulillah, ternyata ini juga bagian dari hal kecil yg musti disyukuri. Bisa membeli dan membaca buku yg diinginkan.Bulan ini, budget untuk buku lagi-lagi kebablasan. Tadinya kupikir tidak demikian, karena waktu ke toko buku, wiken lalu, aku hanya membeli satu buku. Tapi ternyata saya tergiur waktu hari Senin lalu aku melihat satu ikLan di internet, yg menjual buku secara on-Line. Uang ditransfer, dan buku dikirim ke alamat masing-masing. Terhitung sudah dua kali saya membeli buku secara onlen. Yang pertama punya Ari Nur, dan yg kedua ini buku karya Asma Nadia. Tidak. Saya tidak akan mereview buku2 itu. Selain karena saya blum punya kemampuan yg cukup untuk mereviewnya *alesan*, bukunya Asma Nadia itu baru nyampe sore tadi, artinya blom selesai saya baca, huehuehue...

Entah apakah ini juga sudah menjadi satu trend, orang2 menjual buku secara onLine. Tapi jika memang demikian adanya (cailah, bahasanya), it’s not bad. Satu fasilitas internet yg sayang jika dilewatkan. Dan kuakui, saya mungkin menjadi salah satu yg menikmati trend itu. Rasanya asik aja, bisa membeli buku dgn cara yg tidak biasa. Apalagi kalo buku itu ternyata blom beredar di toko2 buku. So, bisa jadi salah satu orang pertama yg memilikinya. Humm... be the first gitu. Yahh meskipun harus menambah ongkos kirim. But it doesn’t matter.

Kekurangannya mungkin karena kita tidak bisa bebas memilih judul buku, seperti yg kita lakukan saat berada di toko buku, dan cukup percaya dengan reviewnya di website. Atau memilih percaya pada penulisnya. Terkadang penulis bisa menjadi jaminan bagus tidaknya sebuah buku. Apalagi kalo penulis itu memang memiliki track record sebagai penulis buku best seller. Meskipun teori ini tetap tak bisa disamaratakan kepada semua penulis. In this case, trus terang saya tidak tau masup di kategori mana. Apakah percaya pada nama penulis di sampulnya, atau review buku tersebut.

Karena yg ada, saya juga termasuk orang yg sangat mudah percaya pada omongan orang tentang sebuah buku. Contohnya ketika saya membaca Maryamah Karpov. Ketika saya masih membaca setengah buku itu, kakak2ku (yg karena ke-kakak-annya membuatku pasrah berada di urutan terakhir di antrian membaca buku itu) sudah ribut membicarakan kekurangan buku itu. Apalagi ditambah ending yg –katanya- menggantung, dan kenyataan bahwa sang tokoh ikaL tidak berjodoh dengan Aling, membuatku tidak sumanga’ untuk melanjutkannya. Sampai sekarang buku itu masih ada di lemari, blum berminat untuk membacanya lagi. Begitu pun kalo ada yg bilang tentang sebuah buku yg bagus dan layak baca. Humm... langsung masuk di list referensi.

Tidak menutup kemungkinan saya masih akan membeli buku2 selanjutnya dari iklan di internet. So, buat teman2 yg membaca tulisan ini, dan juga sedang berbisnis buku via onLen, just call me. iLLa akan dengan senang hati melayani Anda. Tapi catet ya, cuman buku. Gak yg laen. Hihihih....:p



PS : Oia, sedikit info ga penting. Beberapa teman OJT di tempat lain sudah menjalani ujian TS. God, TS ku blom ada setengahnya. Untuk yg satu ini, sepertinya sy tidak tertarik untuk be the first. Kalian duluan saja deh, kerjaanku banyak, waks.... Toh, biarpun kalian duluan ujian, SK-nya nanti tetap bersamaan keluarnya, hahaha... (devil)


Ditulis di kos2an, pas malem sabtu, ditemani lagu Alosi Ripolo Dua, wakakakak. Jadi teringat sesuatu, ato seseorang? upZ...^_^

Minggu, 15 Maret 2009

SEBERAPA SERING KITA MENGUCAPKANNYA

Dalam satu kali putaran waktu dalam hidup kita, 1 x 24 jam, berapa kali kita mengucapkan Terima Kasih pada orang lain? Ya. Terima Kasih.


Tulisan ini terinspirasi ketika satu waktu aku chatting dengan salah satu sahabatku waktu kuliah dulu, setelah sekian lama tidak mengetahui kabarnya. Sosoknya menyenangkan, dan disukai oleh banyak orang, mungkin juga didukung oleh kepribadian Sanguinis Populernya.


Satu hal yg membuatku sangat terkesan dengan sahabatku yang satu itu adalah kebiasaannya untuk mengucapkan terima kasih pada siapapun, untuk setiap interaksinya dengan orang lain. Ketika membayar angkot pada supirnya, ketika membayar uang makan di kantin, ketika selesai asistensi, bahkan ketika selesai meng-asistensi praktikan2nya, dia selalu mengucapkan terima kasih. Untuk hal-hal yg (menurutku) sepele pun, dia tetap mengucapkannya.


Disitulah aku belajar, dan mulai membiasakan hal ini. Bukan, bukan untuk menjadi orang yg disenangi. Tapi semata untuk membiasakan hal yang baik. Pepatah mengatakan ala bisa karena biasa. Klasik mungkin, tapi tetap ngena kan?


Dulu ayahku pernah mengajarkan padaku (entah dibuku apa ia membacanya), bahwa salah satu level kebutuhan manusia adalah kebutuhan untuk dihargai. Sepakat atau tidak, ternyata alam bawah sadar kita memiliki kebutuhan untuk dihargai. Ia berada di level ke-empat, setelah kebutuhan akan makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan bermasyarakat. Semoga aku tidak salah ketika menganalogikan bahwa pemenuhan akan kebutuhan ini salah satunya adalah dengan mengucapkan terima kasih pada orang lain.

Bukankah ketika kita mengucapkan ini, kita menghargai keberadaan orang lain? Kita adalah makhluk sosial, yang selalu membutuhkan orang lain dalam hidup kita. Ya, teman-teman mungkin lebih tau soal ini. Lantas apa susahnya mengucapkan Terima Kasih ketika orang lain hadir untuk memudahkan hidup kita?


Untuk hal-hal kecil misalnya, seperti kepada petugas parkir yang sudah membantu menempatkan kendaraan kita, kepada Satpam yang sudah menjaga keamanan kita selama di kantor, kepada sopir angkot yang sudah mengantar kita ke tempat kerja, kepada petugas SPBU yang sudah membantu mengisi bahan bakar untuk kendaraan kita, kepada penjual makanan di kantin yang sudah menyediakan sarapan atau makan siang kepada kita, atau kepada sosok2 lain yang kadang terlupakan... tak lupa kepada orang2 yg bekerja sampai kita bisa menikmati listrik di rumah kita (ehm.. teteeep^_^)


Humm... mungkin kita berpikir, toh kita membayar mereka. Mereka tidak melakukannya dengan Cuma-Cuma, tetap ada harga yg harus dibayar untuk itu. Tapi teman, cobalah berpikir jika mereka semua tidak ada. Ataukah kita masih juga menjadi makhluk gratisan, yg baru mengucapkan Terima Kasih jika mendapat sesuatu dengan gratis? Picik sekali....

Sempatkanlah sekian detik untuk mengucapkan terima kasih untuk hal-hal kecil yang mereka hadirkan pada kita, teman. Ucapan ini tak beresiko, belum pernah dijumpai orang yang marah ketika seseorang mengucapkan terima kasih padanya, bahkan mungkin akan membalasnya dengan ucapan yg sama, dan (biasanya) disertai senyuman. Indah bukan?


Mungkin makna Terima Kasih ini sangatlah luas, tapi yg saya bahas disini hanyalah ucapan Terima Kasih ketika kita selesai berinteraksi dengan sesama makhluk Tuhan. Sesuai dengan kapasitas otakku yg, yaaa begitulah kawan...:D


Jika wujud terima kasih kita pada Tuhan dimaktubkan dalam ucap Syukur kita, dalam mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, atau menjadi hamba yang baik, maka mungkin wujud terima kasih kita pada sesama manusia melalui ucapan ”Terima Kasih” ini. Ucapkanlah teman, and get the taste. Kyaaa.....

Sabtu, 14 Maret 2009

THE OTHER SIDE OF .....

Aku membutuhkanmu

Saat ini

Untuk apa? Kamu masih menanyakan untuk apa?

Hhuh....


Aku membutuhkanmu

Untuk mendengar keluhku

Untuk semua hal-hal yang semakin membosankan disini


Aku membutuhkanmu

Bukan hanya sekedar pesan singkat itu

Bukan sekedar pertanyaan basa basi itu

Mengapa kau tak jua mengerti?


Aku membutuhkanmu

Mungkin ini salah

Tapi siapakah yang memulai kesalahan ini

Siapakah yang mengulur sesuatu yang tak kumengerti

Hingga saat aku menanyakannya, kau hanya mampu terdiam

Uh....


Aku membutuhkanmu

Maafkan untuk pengakuan ini,

Mungkin tak sepantasnya......



*tulisan apa ini? Hahahhahaha, aku pun tak mengerti*

Rabu, 04 Maret 2009

TENTANG BLOGNYA iLLa

Nah, ini lanjutan PR dari Bang Dodi. Cerita tentang blog. Just check it out...


Darimana blog kalian berasal?

Dari mata turun ke hati. Maksudnya apa siy? Maksudnya kenapa mo bikin blog gituh? Yaaa, iLLa cuman mo mengikat apa yg terlintas di ruang otak dan memori dalam bentuk tulisan. That’s all.

Oia, juga sedikit terinspirasi ketika baca2 tulisan waktu kuliah dulu. Sempat salut juga ma diri sendiri, ternyata iLLa pernah juga yak nulis sehebad ituw, wiuwiuwiu.... *narzis tiada henti*

Kapan dilahirkan blog kalian?

24 januari 2009. Percis di ulang taonnya kaka ku yg ke-30. Yeap, ga ada hubungannya siy, cuman baru sempat ke warnet waktu itu. Dan baru punya cukup keberanian wat mempublish tulisan2ku. Masi baru banget yak? Baru 2 bulan lewat beberapa hari...

Kesulitan apa yang ada saat membuat blog kalian?

Hhh... buka aib lagi. Jujur, waktu di awal-awal, saya sama sekali tidak tau bagemana nambah2in fitur2 lain slaen tulisan. Mo naroh daftar link saja malah keliru jadi ngikutin blognya orang. *heuheu, yg merasa, pura2 gak tauk aja yak* qiqiqi... Poko’na katro’ at all, parakh degh....

Oia, makasih wat teman2 yg sudah banyak membantu sampe tampilan blog ni sedikit mengalami perbaikan. Masih lom puas siy, tp itu dulu degh...


Mengapa membahas topik yang kalian bahas sekarang?
Ngngng... sbenarnya isi blog ni kebanyakan renungan wat diri sendiri, entah dari apa yg saya alami ato apa yg saya lihat dalam kehidupan sehari-hari. Kalo ditanya napa membahas ituw, yaaa mo bahas apa lagi? Mosok membahas Trafo, GI, haduu... saya merasa belum cukup capable wat membahas semua itu. Mending tanya om sy ajah...:D

Kalo sekarang2 ini, iLLa jadi kembali belajar merangkai kata demi kata supaya menjadi tulisan yg ’layak baca’, tidak melulu hanya curahan perasaan saja. Mencoba melihat dunia di luar rutinitas sehari-hari. Tapi ya itu, karena masih belajar, tulisan2 itu sampe skarang masi tercatat manis di folder ’zona bijak’ di Toshiba jadulku, hehehe. Belum tau kapan mo dipublish. Humm... :thinking:


Kenapa tampilan blog menggunakan template itu?
Karena tampilannya sederhana, seperti yg punya blog, huhuhuhuh... sebenarnya mau yang ada efek warna birunya, my fave colour. Tapi ga bisa didonlot, ga tauk napa. Ada yg bisa didonlot, tapi terlalu rame. Gak gw banget. Ya udahlah, ini juga bagus.


Apa yang pertama kalian lakukan saat blog kalian baru jadi?
Jungkir balik nyari inspirasi wat nulis, biar blog ni gak kosong melompong, hehey... *lebay*. Gak lah, seperti yg saya bilang di awal, yg ada jadi bongkar2 buku jaman kuliah. Menyeleksi tulisan mana saja yg masih layak wat masup blog. Karena dulu waktu kuliah juga suka nulis, di diary tapi..:p. Sempat juga nulis wat buletin kampus, tapi khusus kolom Refleksi, yaa yg merenung2 gitu deh... Heran, kayaknya iLLa emang terlahir wat jadi perenung yak? Waks...


Who’s next? PR ni bagusnya di forward ke sapa yak?

1. Adeknya BCL saja, ETL. Kan baru pindah rumah. Gantian! Yang di FB kan dah sy kerjakan. Deal? Deal...

2. Mbah Dana. Jangan terlalu serius bikin TS, relax dikit pak...

3. Fifi kiri fifi kanan, hehe. Sempatkan duluw wat ngeblog, jangan bikin TA tyuss

For all, Sekalian dengan PR yg sebelumnya yak, yg The Smile Stone Award.