NUSAIDAMAN

Selamat Datang, Teman... Terima Kasih sudah berkunjung...

Kamis, 09 Juli 2009

ANTARA LAKON DEMOKRASI DAN MARDHATILLAH

"Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat" [QS An-Nashr : 1-3]

Muqaddimah Surah An – Nashr :
Janji bahwa pertolongan Allah akan datang dan Islam akan mendapat kemenangan; perintah dari Tuhan agar bertasbih memuji-Nya, dan minta ampun kepada-Nya di kala terjadi peristiwa yang menggembirakan.

Tiba2 teringat dengan surah ini. Teringat akan air mata Sang baginda Rasulullah yang menetes hingga membasahi janggutnya ketika beliau tergugu saat menerima wahyu ini. Teringat akan pekik takbir ”Allahu Akbar” yang membahana ketika peristiwa Fathul Makkah itu mewujud nyata. Dan teringat akan peringatan Allah di surah itu. Perintah untuk bertasbih, memuji Rabb, saat kemenangan itu menjemput. Dan peringatan untuk beristighfar, sesungguhnya Ia Maha Penerima Taubat

Kemenangan dan kekalahan itu datangnya dari Allah, teman. Tak pantas kita mengklaim bahwa atas usaha dirilah hingga kemenangan itu menghampiri. Tak layak pula kita mengutuk takdir ketika sesuatu yg bernama kekalahan itu membersamai kita saat ini. Semua sudah diaturnya dengan apik. Diatas segala ikhtiar dan doa kita. Dan itulah kuasa-Nya. Pengukuhan atas sifat ke-Maha-an yang ada pada-Nya.

Terinspirasi ketika melihat ke layar TV.
Riuh rendah euforia dari tim pemenangan salah satu kandidat pemimpin, dan reaksi dari tim pemenangan calon lainnya. Sepertinya usai sudah. Sedikit banyak sudah dapat ditebak seperti apa hasil akhir dari lakon demokrasi di negeri ini. Apapun, dan siapapun, semoga itulah yg terbaik menurut-Nya. Kita tak dapat menerka, apakah kemenangan yg diberikan Allah kepada salah satu calon itu merupakan anugrah, atau menjadi sebuah bentuk ujian lain bagi bangsa ini.

Pemilihan presiden hanyalah salah satu dari sekian cara untuk mencari jejak menuju titian Ridha-Nya. Maka, yang kita lakukan tidak sekedar memilih calon pemimpin 5 tahun ke depan. Di dalamnya ada yg bernama kepahaman, keikhlasan, dan ketaatan pada jamaah. Disitulah pembedanya. Agar tidak ada rasa sakit ketika pilihan kita tidak terpilih. Tidak ada rasa sesal saat menghadapi kenyataan pahit. Sebab, tujuan kita jauh lebih besar dari sekedar menyaksikan gegap gempita kemenangan.
Mardhatillah. Bukankah ini adalah tujuan akhir kita?

Wallahu 'alam bishawab....

2 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda