NUSAIDAMAN

Selamat Datang, Teman... Terima Kasih sudah berkunjung...

Minggu, 15 Maret 2009

SEBERAPA SERING KITA MENGUCAPKANNYA

Dalam satu kali putaran waktu dalam hidup kita, 1 x 24 jam, berapa kali kita mengucapkan Terima Kasih pada orang lain? Ya. Terima Kasih.


Tulisan ini terinspirasi ketika satu waktu aku chatting dengan salah satu sahabatku waktu kuliah dulu, setelah sekian lama tidak mengetahui kabarnya. Sosoknya menyenangkan, dan disukai oleh banyak orang, mungkin juga didukung oleh kepribadian Sanguinis Populernya.


Satu hal yg membuatku sangat terkesan dengan sahabatku yang satu itu adalah kebiasaannya untuk mengucapkan terima kasih pada siapapun, untuk setiap interaksinya dengan orang lain. Ketika membayar angkot pada supirnya, ketika membayar uang makan di kantin, ketika selesai asistensi, bahkan ketika selesai meng-asistensi praktikan2nya, dia selalu mengucapkan terima kasih. Untuk hal-hal yg (menurutku) sepele pun, dia tetap mengucapkannya.


Disitulah aku belajar, dan mulai membiasakan hal ini. Bukan, bukan untuk menjadi orang yg disenangi. Tapi semata untuk membiasakan hal yang baik. Pepatah mengatakan ala bisa karena biasa. Klasik mungkin, tapi tetap ngena kan?


Dulu ayahku pernah mengajarkan padaku (entah dibuku apa ia membacanya), bahwa salah satu level kebutuhan manusia adalah kebutuhan untuk dihargai. Sepakat atau tidak, ternyata alam bawah sadar kita memiliki kebutuhan untuk dihargai. Ia berada di level ke-empat, setelah kebutuhan akan makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan bermasyarakat. Semoga aku tidak salah ketika menganalogikan bahwa pemenuhan akan kebutuhan ini salah satunya adalah dengan mengucapkan terima kasih pada orang lain.

Bukankah ketika kita mengucapkan ini, kita menghargai keberadaan orang lain? Kita adalah makhluk sosial, yang selalu membutuhkan orang lain dalam hidup kita. Ya, teman-teman mungkin lebih tau soal ini. Lantas apa susahnya mengucapkan Terima Kasih ketika orang lain hadir untuk memudahkan hidup kita?


Untuk hal-hal kecil misalnya, seperti kepada petugas parkir yang sudah membantu menempatkan kendaraan kita, kepada Satpam yang sudah menjaga keamanan kita selama di kantor, kepada sopir angkot yang sudah mengantar kita ke tempat kerja, kepada petugas SPBU yang sudah membantu mengisi bahan bakar untuk kendaraan kita, kepada penjual makanan di kantin yang sudah menyediakan sarapan atau makan siang kepada kita, atau kepada sosok2 lain yang kadang terlupakan... tak lupa kepada orang2 yg bekerja sampai kita bisa menikmati listrik di rumah kita (ehm.. teteeep^_^)


Humm... mungkin kita berpikir, toh kita membayar mereka. Mereka tidak melakukannya dengan Cuma-Cuma, tetap ada harga yg harus dibayar untuk itu. Tapi teman, cobalah berpikir jika mereka semua tidak ada. Ataukah kita masih juga menjadi makhluk gratisan, yg baru mengucapkan Terima Kasih jika mendapat sesuatu dengan gratis? Picik sekali....

Sempatkanlah sekian detik untuk mengucapkan terima kasih untuk hal-hal kecil yang mereka hadirkan pada kita, teman. Ucapan ini tak beresiko, belum pernah dijumpai orang yang marah ketika seseorang mengucapkan terima kasih padanya, bahkan mungkin akan membalasnya dengan ucapan yg sama, dan (biasanya) disertai senyuman. Indah bukan?


Mungkin makna Terima Kasih ini sangatlah luas, tapi yg saya bahas disini hanyalah ucapan Terima Kasih ketika kita selesai berinteraksi dengan sesama makhluk Tuhan. Sesuai dengan kapasitas otakku yg, yaaa begitulah kawan...:D


Jika wujud terima kasih kita pada Tuhan dimaktubkan dalam ucap Syukur kita, dalam mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, atau menjadi hamba yang baik, maka mungkin wujud terima kasih kita pada sesama manusia melalui ucapan ”Terima Kasih” ini. Ucapkanlah teman, and get the taste. Kyaaa.....

6 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda