NUSAIDAMAN

Selamat Datang, Teman... Terima Kasih sudah berkunjung...

Kamis, 30 Juli 2009

PR ATAU AWARD ?


Ternyata saya ada PR. Ckckckck.... udah hampir lupa.

Tapi sungguh, saya masih binun bagemana mengerjakannya. Kata si pemberi PR siy, cukup memasang award PR itu, dan menceritakan bahwa kita dapat award. Cuman segitu doang???

Jadi postingan ini hanya segini-gini saja? Cuman 4 baris ini?

Tidak!! Let me write...

Tapi tentang apah?

........

..........

.............

Okeh. Saya mw cerita tentang gambar award itu saja yak. Kalo liat gambar award ituh, ada gambar binatang yg gendut kekenyangan disituh, yang identik dengan logo sebuah OS yang berusaha untuk ku kenal, tapi sampai sekarang belum terwujud.

Iyah, sampai sekarang saya masih pake OS ’Jendela’. Baik itu di kompi kantor maupun di lepiku. Tadinya saya betul2 tidak peduli akan hal ini. Termasuk kenyataan kalo OS yang sy pake kebanyakan adalah Bajakan. Sampai isu soal boikot Yahudi kembali menguak, ketika serangan Israel ke Gaza beberapa waktu yang lalu. Saat itu, teman2 kembali gencar mengirim daftar produk yang disinyalir ada keterkaitan dengan pihak Israel ke forum2 pertemanan, seperti lewat mailing list, FS, bahkan Peluruk. Termasuk saya ketika itu turut mengomentari teman2 yg belum bisa terlepas dari produk2 itu, yang sebagian besar memang akrab dengan kehidupan sehari2 kita. Makanan, alat kebersihan, dll.

Kemudian ada teman yg menyentil, bagemana dengan sistem Operasi yang kita gunakan? Bukankah ’Jendela’ ini juga produk yang memiliki sumbangan yang cukup besar kepada pihak Israel? Dan bukankah dengan menggunakan OS ini, itu berarti kita juga telah ’menyumbang’ kepada mereka? Astaghfirullah...

Semakin diperjelas lagi oleh sang Pemberi award di postingannya yang ini...


Pembenaran memang selalu muncul dalam keadaan demikian. Sisi pembenaranku mengatakan, toh at least sy sudah berusaha untuk mempelajarinya. Walopun kadang, kalo sudah bosan, ia lebih sering kutinggalkan.... dan kembali mengintip di ’Jendela’. Ufh....

Tapi saya punya sebuah janji. Pada diriku sendiri, dan kepada setiap yg membaca tulisan ini.

Insya Allah, kalo uang rapelan sudah keluar, dana sudah mencukupi saya berencana membeli lepi sendiri, dan segera mengembalikan lepi jadul nan jelek ini ke pemilik aslinya. Hehhehe, iya. Ini memang bukan punya saya, tapi punya kakak saya, yg oleh (alm). Ayah dipinjamkan kepadaku, untuk penyusunan TS ku dulu. Sampai sekarang belum kembali, kakakku juga tidak pernah memintanya. Mungkin dia tidak tega sama adek tersayangnya kalo musti mengambil lagi. Dan rencananya sy mo pake si Penguin di lepiku sendiri. Insya Allah. Wis mi lak epribadih...

Sekarang ini, sambil nunggu dananya mencukupi wat beli lepi, ato nunggu orang yang mw berbaik hati membelikannya untukku, sedikit2 sy mulai ngoprek lepi temanku yang pake Penguin. Belajar fiturnya, dan bersabar untuk setiap keanehan yg kujumpai disana. Ugh.........

Wedew.... kenapa jadi ngemengin ’penguin’ vs ’Jendela’ yak? Ini kan tentang award. Ddoh...

Buat sang pemberi Award, tengkyu bang... (jangan) sering2 yak ngasi kerjaan kek gini, xixixxi....

Ngngng... lanjutin kemana yak? Ke Mutiah juga saja deh...

Sepertinya tersangka yg satu ini belum ngeh kalo dikasi award oleh sang pemberi sebelumnya.

Senin, 27 Juli 2009

LET IT FLOW. ALL YOU NEED IS TRUST

Kejadiannya sudah hampir setahun yang lalu. Ketika diklat di Bogor akan selesai, dan kami diberi waktu 6 hari untuk kembali ke rumah, sebelum berangkat ke tempat OJT masing2.
Tiket sudah dibeli sejak 2 pekan sebelumnya, dan ditiket itu tertulis tiba di Makasar kurang lebih pukul 9 malam. Wew... walopun agak keder juga nyampe malam di Makasar, ya tidak papa-lah. Kan bulan puasa ini (waktu itu memang bertepatan dengan hari kedua Ramadhan 1429 H) Insya Allah aman, hehe.
Tapi beberapa saat menjelang hari H, tiba2 ada pemberitahuan bahwa jadwal keberangkatan ditunda, dan perkiraan sampai di Makasar antara pukul 12 ato 1 malam. Widiw.....

Pusing, Bingung mw kemana, siapa yg akan menjemputku di Bandara. Sangat susakh untuk meminta orang rumah untuk menjemputku saat itu, karena pertimbangan bulan puasa, dan mereka juga banyak kerjaan lain di Sinjai. Yang lebih pusing lagi saat itu Ayah, saat itu beliau masih sehat. Beliau sudah memintaku untuk minta tebengan sama temanku yg kira2 dijemput mobil sama keluarganya, yang langsung kutolak saat itu juga. Atas nama pakasiri-siri dan mmm... a little bit ’g****i’, xixixixi...
Usulku untuk naik taksi sendiri dari bandara ke rumah keluargaku juga langsung diserbu dengan serentetan kata2 mutiara ”tenga benni elo mangoto calalena, ededehhh... ana’ darao itu ndo’...” [tengah malem mo naek taksi sendiri, kamu itu anak gadis..]
Iya sih, agak mengerikan juga, tapi mw bagemana lagee????
Setelah percakapan yg cukup alot dengan Ayah dan Ibu, akhirnya saat itu saya cuman bilang ”nantipi diliat”. Ayah tetap memaksa untuk cari tebengan, dan saya tetap kekeuh untuk tidak mau. Betapa pembangkangnya saya yak, huhuhuhh... Ibu saat itu hanya bisa melerai, dan agak ’sepakat’ denganku, dengan mengatakan ”iya, kufiro matu’ diitai, de’to itu” [liat nanti saja, tidak akan terjadi apa-apa] Dalam beberapa hal Ibu memang lebih tenang menghadapi sesuatu.

Tiba2 keesokan harinya, Ayah dapat telpon dari kantornya untuk menghadiri Rapat di Makasar, tepat di hari kedatanganku dari Bogor. And you can guess... masalah siapa yg akan menjemputku di Bandara terselesaikan dengan sendirinya. Ayah langsung yg menjemputku, dengan menyewa mobil hotel tempatnya menginap, sekaligus mengajakku ikut menginap di hotel itu. Saat mendengar kabar bahwa Ayah akan ke Makasar karena alasan Dinas, Ibu langsung bilang ”ha, liatmi. Adaji pasti jalannya itu. Makanya, nda usahmi terlalu memusingkan sesuatu yg belum terjadi. Ada tonji nanti jalannya itu”

Tiba2 saat ini saya teringat sama cerita itu. Tiba2 saya jadi berpikir lagi, sebenarnya bisa terpetik ibroh dari potongan kejadian itu. Bahwa kadang kita harus betul2 pasrah pada setiap yg menimpa kita. Bahwa kadang masalah itu dapat menemukan solusinya sendiri. Tanpa perlu bersusah2 menguras energi untuk memikirkannya, sesungguhnya di saat yang bersamaan Tuhan sedang memikirkan solusi terbaik untuk setiap masalah yg kita hadapi. Ketika kita merasa sudah all out dalam menempuh segala macam ikhtiar untuk menyelesaikan masalah kita, saat itulah diperlukan kepasrahan, atau mungkin lebih tepat menamainya Tawakkal. Ya. Hanya itu yg bisa kita lakukan. Apa lagi? Kita tidak mempunyai kuasa apa pun untuk menentukan seperti apa akhir dari masalah kita. Dan kadang pula, semakin kita memaksakan kehendak pada setiap yg menimpa kita, semakin kita merasa sesak ketika sesuatu yg diharapkan tidak menjadi nyata.

Baru-baru ini saya kembali membuktikan hal itu. Oke, lagi2 ini tentang serba serbi dunia OJT.
Jadi begini, kontrak On Job Training kami berakhir tanggal 19 Juni. Semestinya, SK kami pun terbit tepat setelah kontrak OJT berakhir. Tapi nyatanya tidak. Saat itu, tanggal 19 Juni itu, belum ada tanda2 akan dikirimnya SK ke masing2 siswa OJT. Walopun berita di kantor Pusat mulai simpang siur, tapi tidak pernah betul2 ada kejelasan.
Teman2 yang lain sudah mulai ribut membicarakannya. Beberapa memasangnya di status FB.
”Invisible”
”No status. OJT bukan pegawe bukan”
”Antara ada dan tiada”
Sementara saya, terpikir pun tidak. Sama sekali saya tidak mempermasalahkan kapan SK itu akan datang. Mau sekarang, 1 bulan kedepan, 2 bulan kedepan, gak masalah. Toh, cepat ato lambat pasti akan datang juga. Dan tidak ada bedanya kan? Kalo cepat ya syukur, kalo tidak ya rapelannya lebih banyak, hohohoh....B-)

Sampai tanggal 17 Juli kemaren, dalam perjalanan ke kantor, tiba2 saya dihubungi via handphone untuk segera ke lapangan upacara, untuk persiapan acara penyerahan SK pengangkatan di upacara nanti. Wew... saya baru tau saat itu juga kalo ternyata SK itu sudah ada, dan akan diserahkan langsung oleh Bapak General Manager. Sungguh, ini unpredictable.

**************************
*******************************************

Saya hanya berusaha menghubung2kan, bahwa dari 2 potongan kisah diatas, intinya semua bercerita tentang kepasrahan, dan sikap membiarkan-segala-yang-ter
baik-menurutNya-terjadi.
Lihatlah. Bahwa sesuatu yang terlalu dipaksakan biasanya malah susakh untuk terjadi.
Sebaliknya, ketika sesuatu dibiarkan mengalir apa adanya, berjalan dengan tanpa paksaan, justru biasanya akan ada kejutan-kejutan hidup yang menyelingi. Di saat yang tidak terduga. Ketika kita tidak memikirkan masalah yang menimpa kita, atau rehat dan meletakkan sejenak masalah itu, biasanya di saat itu ia malah terselesaikan dengan sendirinya. Telah berulang kali saya membuktikan hal itu. Bagaimana dengan kalian, temans?

Let it flow. All you need is trust.
Kita hanya butuh untuk yakin, bahwa segala yang terjadi sudah di atur oleh-Nya. Dan kembali, bahwa rencana-Nya memang Maha Indah.

Hanya potongan peristiwa kecil yang berusaha untuk dipungut ibrahnya. Semoga bermanfaat.
Wallahu ’alam bishawab...

Jumat, 24 Juli 2009

CUMA WIKEN

Sudah pekan ketiga ternyata. weLL, saya baru nulis lagi. Maklumlah, kemarin2 dunia nyata lebih menarik untuk dijalani, hehe. Gak lah, kemaren itu kurang lebih 2 pekan Ibu saia datang menjenguk anak kesayangannya. Eh ada kakak sy juga ding, tapi cuman 3 hari. Jadi waktu sy lebih banyak bersamanya daripada memandang hampa ke arah lepi jadulku. Jalan2, blanja blanji, kondangan, silaturahim ke rumah keluarga disini, wew...
FYI, Kemarin pagi beliau sudah pulang.

Padahal banyak yg ingin tertuliskan sebenarnya. Ada beberapa kejadian yg memaksaku untuk segera menuliskannya. Tentang kedatangan SK pengangkatan yang sungguh tak terduga, tentang tragedi Bom di hotel JW Marriot, tentang batalnya kedatangan MU kesini, tentang Heripoter dan temannya, tentang pasangan Teuku Ryan dan Vira Yuniar yg denger2 ga jadi cerai, dan banyak lagi. Tapi begitulah, waktu terasa lebih berharga untuk kuhabiskan dengannya.

Dan perlahan namun pasti, kata2 yg sempat singgah sejenak di otakku, yg memelas memintaku untuk merangkainya, menguap lagih.... :tidakusahprotesgegarakata
katalebayini:
Giliran mw nulis, yg tercoret malah postingan di bawah itu, xixixi....

Semoga wiken ini, saya bisa menulis. Semoga saya tidak tergoda untuk jalan ke maLL dan nonton heripoter. Semoga saya masih bisa merangkai kepingan kata itu. Semoga... semoga...

Wiken ini, kalian kemana teman? what ar yu duin?
Apapun itu, selamat menikmati deh...^_^

KEMANA HATIMU MENGHENDAKI

Tertuliskan coretan ini untukmu. Tapi entahlah, sepertinya tak akan pernah kau baca. Apa karena aku yang tak pernah mau menyampaikannya untukmu, ataukah kau yang terlalu sibuk untuk singgah sejenak disini.

Kubuka lagi semua surat surat elektronik yg pernah ada. Ada kau disana. Kubaca lagi. Ya, kubaca lagi. Hanya itu yg mampu aku lakukan. Bermain dengan segala coretanku dan coretanmu. Apa aku yang sudah terlalu angkuh untuk mencarimu? Terlalu tinggikah benteng yg bernama gengsi itu, hingga mampu menghalangiku untuk menengokmu? Kurasa tidak. Semesta tau, bagaimana aku berusaha menyusuri jejakmu, meluruhkan semua ego yg aku miliki, untuk jujur mengakui bahwa aku masih disini. Bahkan ketika kau memutuskan untuk beranjak.

Kadang kutemukan diriku terlihat begitu bodoh, melakukan semua ini. Namun pembenaran itu selalu hadir lebih kuat, mengalahkan logika dan kenyataan bahwa kau tak disini lagi.

Mungkin, sesekali aku mampu melangkah. Sejenak melupakanmu. Tapi ketahuilah, itu tak bertahan lama. Kau selalu hadir dipikirku. Bahkan beberapa kali aku melihatmu di mimpiku. Entahlah, apa itu betul dirimu atau hanyalah bayangan tak jelas, karena menjelang tidur pun kau masih bersemayam di otakku. Namun saat ku terbangun, teringat dengan jelas, bahwa aku memimpikanmu, dan sedikit kecewa ketika menyadari bahwa ini semua hanya mimpi.

Samar kubaca langkahmu. Kemana kau menyeret kakimu untuk menemukan apa yang kau cari. Tapi mengapa tak jua kau menoleh sejenak? Aku mengkhawatirkanmu. Sungguh. Mengapa kau tak pernah mampu merasakannya?

Baiklah. Berjalanlah terus. Kemana hatimu menghendaki. Doaku akan selalu mengalir untukmu, seperti pintamu saat itu. Dan Begitupun aku. Kita melangkah masing-masing. Kelak, jika suatu saat aku menemukanmu, atau kau yang menemukanku di antara langkahmu, maka itulah Takdir-Nya.

Jumat, 10 Juli 2009

HASIL NGOPREK

Seperti yg terlihat di Teve2.... akhir2 ini pemberitaan di dominasi oleh 2 topik yg tidak ada nyambung2nya sama sekali. Pemilu dan kematian Jacko.

Saia sudah berusaha membuatnya terhubung, tapi susah mencari titik korelasinya, huhh...

Sebenarnya sy sudah berusaha untuk tidak terlalu peduli sama kematian penyanyi itu, termasuk kabar yg kembali beredar bahwa dia adalah seorang Muslim. Tapi melihat dan mendengar berita di teve, saya tertarik mendengar penggalan lagu yg seringkali menjadi back sound (udah bener ya namanya? Maksudnya lagu ini yg mengalun pas ada berita ttg si Jacko itu)


Give thanks to Allah....

For the moon and the stars….


Sepertinya lagunya enak. Easy listening. Katanya lagu ini dinyanyikan sama Jacko. Hmm... terpikir untuk men-download lagu ini, tapi sudah beberapa hari ini selalu disibukkan sm kerjaan kantor lupa, dan baru teringat kalo sudah nyampe di rumah.

Sampai tadi pagi, subuh menjelang pagi tepatnya, saya iseng membuka lagi file2 jaman kuliah. Ada transkrip nilai, file skripsi, tugas2 kuliah, widiww... Sampai kemudian sy melihat ada file folder dengan titel Tsaqafah. Hmm??? Apa ya isinya? Rasanya sy tidak ingat pernah membuat folder ini.

Wew... dan ternyata isinya adalah kumpulan materi2 Liqoat semasa kuliah dulu. Aha, kalo tidak salah dulu dikasih sama teman kuliah, wat dibaca2. Sudah lupa siy kapan tepatnya, tapi memang rasanya pernah :berusahamengingat:

Yang menarik, ternyata disitu selain ada materi liqoat, ada satu file Firefox Documents (dot php, udah bener ya?) yg namanya Michael Jackson. Saya buka, o-ow ternyata halaman sebuah situs yg menyatakan bahwa lagu Give thanks to Allah itu bukan punya Michael jackson, tapi punya seorang penyanyi asal Afrika yang bernama Zain Bhikha. Lebih menggembirakan lagi, setelah sy ngoprek kesana kemari, ternyata mp3 lagu itu sudah ada, nyempil di antara file nasyid di lepiku, huhuhuh.... menyenangkan sekali. Dulu sy sudah pernah melihatnya, tapi belum kepikiran memasukkannya di daftar playlist winamp. Saya bahkan pernah berniat menghapusnya, untuk mengurangi kapasitas hardiskku. Untunglah tidak jadi. Ternyata lagu ini toh, huaaahhhh.... baru tauk saia.

Ini lirik lengkap dari lagu itu....


GIVE THANKS TO ALLAH


Give Thanks to Allah,
For the moon and the stars
Praise Him all day for what it and what was
Take hold of your "Iman"
Don't give in to "Shaitan"
Oh you who believe please give Thanks to Allah.
Allahu Gafur, Allahu Rahim, Allahu Yuhib-ul-Muhsinin,
Wa Khalikuna, Wa Razikuna, Wahua Alla Kulli Shai-in Kadir

Allah is Gafur, Allah is Rahim,
Allah is the one who loves the Mohsinin,
He is a creater, He is a sustainer
And He is the one who has power over all.

Buat yg berminat, bisa download lagunya disini.

Bdw, kenapa yak, seorang artis ato penyanyi itu kadang lebih terkenal justru setelah dy meninggal? xixixi….

Kamis, 09 Juli 2009

ANTARA LAKON DEMOKRASI DAN MARDHATILLAH

"Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat" [QS An-Nashr : 1-3]

Muqaddimah Surah An – Nashr :
Janji bahwa pertolongan Allah akan datang dan Islam akan mendapat kemenangan; perintah dari Tuhan agar bertasbih memuji-Nya, dan minta ampun kepada-Nya di kala terjadi peristiwa yang menggembirakan.

Tiba2 teringat dengan surah ini. Teringat akan air mata Sang baginda Rasulullah yang menetes hingga membasahi janggutnya ketika beliau tergugu saat menerima wahyu ini. Teringat akan pekik takbir ”Allahu Akbar” yang membahana ketika peristiwa Fathul Makkah itu mewujud nyata. Dan teringat akan peringatan Allah di surah itu. Perintah untuk bertasbih, memuji Rabb, saat kemenangan itu menjemput. Dan peringatan untuk beristighfar, sesungguhnya Ia Maha Penerima Taubat

Kemenangan dan kekalahan itu datangnya dari Allah, teman. Tak pantas kita mengklaim bahwa atas usaha dirilah hingga kemenangan itu menghampiri. Tak layak pula kita mengutuk takdir ketika sesuatu yg bernama kekalahan itu membersamai kita saat ini. Semua sudah diaturnya dengan apik. Diatas segala ikhtiar dan doa kita. Dan itulah kuasa-Nya. Pengukuhan atas sifat ke-Maha-an yang ada pada-Nya.

Terinspirasi ketika melihat ke layar TV.
Riuh rendah euforia dari tim pemenangan salah satu kandidat pemimpin, dan reaksi dari tim pemenangan calon lainnya. Sepertinya usai sudah. Sedikit banyak sudah dapat ditebak seperti apa hasil akhir dari lakon demokrasi di negeri ini. Apapun, dan siapapun, semoga itulah yg terbaik menurut-Nya. Kita tak dapat menerka, apakah kemenangan yg diberikan Allah kepada salah satu calon itu merupakan anugrah, atau menjadi sebuah bentuk ujian lain bagi bangsa ini.

Pemilihan presiden hanyalah salah satu dari sekian cara untuk mencari jejak menuju titian Ridha-Nya. Maka, yang kita lakukan tidak sekedar memilih calon pemimpin 5 tahun ke depan. Di dalamnya ada yg bernama kepahaman, keikhlasan, dan ketaatan pada jamaah. Disitulah pembedanya. Agar tidak ada rasa sakit ketika pilihan kita tidak terpilih. Tidak ada rasa sesal saat menghadapi kenyataan pahit. Sebab, tujuan kita jauh lebih besar dari sekedar menyaksikan gegap gempita kemenangan.
Mardhatillah. Bukankah ini adalah tujuan akhir kita?

Wallahu 'alam bishawab....

Senin, 06 Juli 2009

BULAN YANG SAMA

Malam itu saya baru saja menyelesaikan tilawahku sehabis shalat maghrib, ketka hp-ku berdering. Beloved Mom.
”Assalamu alaikum, Ma”
”Waalaikumsalam. Pa kabar Surabaya? Lagi Dimana ini?”
”Dirumahji. Ini baru abis salat maghrib”
”Selaluji mengaji tiap sudah shalat?”
”Baa. Iye”
”Kalo ndak terlalu capek dari kantor, sempatkan bangun shalat tahajjud, doakan Bapak”
”Iye. Insya Allah” Bapak lagi...
”dimanaki ini?” sambungku mengalihkan pembicaraan
”Lagi di teraska ini duduk2. Bulan purnama pale’ ini di’. Siaga ngareni oppo’na”
”Ow iye kah? Tundulu, keluarka juga. Lagi dikamarka ini”
Kuraih jilbabku dan menuju teras rumah kos2anku juga. Iya. Bulan sedang sempurna bentuknya.
”Kadang wae nda disadari beginian di’. Padahal sunnah puasa yaumul bid to”
”Iye. 3 hari bd. 13 14 15.
”Iya. Tapi kalo nda, Senin Kamis saja, Nak. Nda dirasa ji itu”
”Iye”
Dan selanjutnya pembicaraan berlangsung biasa. Menanyakan aktivitas masing2, ada hal baru apa saja yg terjadi di rumah, atau sebaliknya. Hal2 yg kualami di kantor, atau pun curhat2 lainnya.

Itu pembicaraan beberapa bulan yang lalu. Kalo tidak salah saya pernah membaca sebuah buku dari seorang Blogger, di bukunya itu dia menggambarkan bahwa salah satu yg selalu membuatnya merasa dekat dengan someone special-nya yang ada di Indonesia (dia menceritakan itu ketika sedang di Australia) adalah ketika ia berbicara melalui telepon, dan sama2 memandang ke arah bulan. Mereka masih memandang bulan yang sama. Itulah yg membuat mereka tetap merasa dekat, walaupun ada ribuan kilometer yg memisahkan mereka.

Picisan mungkin. Tapi kupikir ada benarnya juga. Malam itu, ketika ibu menelpon, kami masih memandang bulan yg sama. Sama2 purnama. Ini bisa sedikit mengobati rasa rindu itu.

Malam ini, saya kembali memandang bulan itu. Belum sempurna. Tiba2 saya teringat lagi sama Ibu. Teringat akan cerita di buku itu. Mudah2an saat ini, Ibu di rumah juga sedang memandang bulan yang sama, dan juga teringat akan diriku, hmmm....

Rasanya tak pernah habis cerita tentang sosok hebad ituw. Tak pernah saya tak mampu merangkai kata jika membahasnya.
Hmm... mo nelpon Ibu lagi, Tapi tadi pagi sudah. Dia juga mengabarkan bahwa insya Allah ia akan ke Surabaya pasca pilpres nanti. Yippiyyy....

mmm... oia teman, ini sudah memasuki bulan Rajab. Tak sampai 2 bulan lagi insya Allah kita akan memasuki Ramadhan Mubarak. Untuk semua khilaf yg pernah tercipta, dengan segala kerendahan hati saya memohon maaf yg sedalam2nya. Semoga Allah ’azza wa jalla senantiasa mengampuni dosa2 kita, dan menaungi kita dalam Rahmat dan Ridha-Nya. Amiin....
...Allahumma Baariklanaa fii Rajab wa Sya'ban wa Ballighna fii Romadhon...

Sekedar info, tgl 13-15 Rajab jatuh pada hari Senin-Rabu, 6-8 Juli 2009. Cmiiw...:)