NUSAIDAMAN

Selamat Datang, Teman... Terima Kasih sudah berkunjung...

Rabu, 08 April 2009

PULANG

Ketika memasukkan berkas saat mendaftar di instansi di mana aku berada sekarang, Surat Pernyataan itu sudah harus disertakan. Bahkan belum lagi tesnya dimulai. Surat Pernyataan bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia. Kuminta restu pada Ibu dan Ayah, sebagai modal awal untuk melangkah, mereka mengiyakan. Kupikir tak akan ada masalah. Aku sudah terbiasa hidup terpisah dengan mereka. Sejak SMP pun aku sudah mondok di Pesantren. Begitu juga saat kuliah. Bismillah, aku memasukkan berkas itu.

And now, here I am. Di kota Pahlawan. Ibu hanya mengatakan ”Oh, Surabaya yah.... Keluarga di sana ada siapa yah?”. Ayah sedikit bersyukur, mengingat tempatnya yg tidak begitu ”jauh” setidaknya dibanding tempat2 yg lain. Naek pesawat cuman 1 jam. Mereka pun berjanji akan sering2 mengunjungi aku nantinya, karena Ibu juga sudah pensiun dan Ayah akan segera mengakhiri masa baktinya di KPU, per September 2008. Dan ini sudah cukup membuatku senang. Tapi segalanya menjadi berubah ketika Allah berkehendak lain. Ayah meninggalkan kami semua, di akhir tahun kemaren. Segalanya terjadi begitu cepat. Ibu sampai sakit saat itu. Ah......

Tiba-tiba keberadaanku disini menjadi sangat berat. Meninggalkan Ibu sendiri dirumah. Dirumah dimana dulu ia sering ia melihat Ayah. Menantinya pulang kantor, menyiapkan makan pagi dan malam untuk Ayah. Dan ketika itu semua berubah, tak ada yg mampu mengalihkan perhatiannya. Aku disini, kakak2ku yg lain sibuk dengan keluarganya masing2. Ah, Ibu......

Lusa aku akan pulang. Cuman 4 hari kawan. Mungkin belumlah cukup untuk mengobati kerinduanku pada Ibu. Tapi setidaknya aku bisa melihat wajahnya, rebah di pangkuannya sejenak, melepaskan segala penat dan beban dihati. Ada banyak cerita yg telah kurangkai dalam hati, yang akan kutumpahkan semuanya padanya. Tapi bukan tidak mungkin semua cerita itu tidak jadi kuungkapkan, kalah oleh cerita Ibu yang lain. Tak apalah, memandangnya saja aku sudah sangat bahagia. Ibu, aku merindukanmu.

Dan tentang dia, entahlah. Kemana semua rencana itu. Rencana untuk duduk bersama, berbicara dari hati ke hati (jah, bahasanya) *yeah, memang ini yg dia katakan padaku dulu*. Membicarakan yang perlu dibicarakan, meluruskan segalanya. Tapi setelah ini, apa dia masih mengingat itu yak? Ato cuman sekedar janji, basa basi, ato apa? Tampaknya hanya dia dan Tuhan yang tahu.


[seLasa malam, abis packing ole2 buat ibu, teman2 dan keluarga yg laen. Makasar, I’m coming....]

5 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda